Kepada para mahasiswa Indonesia....
Kepada jiwa-jiwa muda yang telah saling berjanji untuk berjuang di jalan ini...
Kepada para aktifis.....
Tragedi demi tragedi kemanusiaan yang memilukan menghiasi hari-hari kita. Bukan hanya Indonesia, bahkan dunia. Hegemoni neo-imperialis, neoliberalis dan kapitalisme global mencengkeram kuat masa depan peradaban kita. Kita sudah sepakat untuk tidak diam tergagu. Tiada Jalan lain kecuali satu kata: LAWAN!
Kita telah, sedang, dan akan terus menapaktilasi jalan panjang perubahan yang merupakan kata kunci kebangkitan. Kesiapan untuk konsisten, persisten dan resisten di jalan ini dibangun atas kesadaran karakter perjuangan yang penuh beban berat (tsiqalul a’ba), banyak hambatan (katsrotul ‘aqabat), sedikit pengikut (qillatus salikin) dan perjalanan yang panjang (thulu thariq).
Lama memang. Tapi ia merupakan sebuah keniscayaan yang bisa dipercepat dan sebuah kepastian yang bisa dipersingkat, karena ia adalah megaproyek kebangkitan evolusioner akseleratif.
Kita memang bukan yang pertama melewati jalan ini. Sebelumnya telah berlalu para pahlawan keagungan, pejuang keadilan dan petarung kebenaran (semoga rahmat dan kasih sayang-Nya senantiasa dicurahkan kepada mereka). Napak tilas yang kita lakukan adalah melanjutkan estafeta perjuangan para pendahulu untuk menyelesaikan megaproyek kebangkitan bangsa ini.
Maka, tiada jalan lain bagi kita kecuali terus membangun dan memperkokoh 7 (tujuh) pilar transformasi kebangkitan sebuah bangsa, yakni:
Ketergugahan Spiritual (Al Yaqdzah Ar Ruhiyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta (Quwatush shillah billah) sehingga kita memiliki keterarahan spiritual. Energi keterarahan spiritual ini yang akan kita arahkan untuk mengarahkan spiritualitas bangsa sehingga masyarakat ini mengalami ketergugahan spiritual secara masif.
Keterbangkitan Pemikiran (Ash Shohwah Al Fikriyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus membuka pemikiran kita kepada kebenaran hikmah dan ilmu sehingga merasakan ketersadaran pemikiran. Energi kegundahan dan kegelisahan yang lahir dari ketersadaran pemikiran akan kita gunakan untuk menggedor struktur kesadaran bangsa ini sehingga mereka sadar akan hak dan kewajiban mereka dan memperjuangkan kemulian harga diri mereka.
Penguasaan Pemahaman Teori (Al Ihathoh An Nadzariyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus membiasakan diri dalam pertarungan ide, pergumulan gagasan dan perkelahian wacana sehingga kita mampu membuktikan keunggulan manhaj rabbani, dan memformulasikan teori-teori serta rumus-rumus solutif atas berbagai permasalah masyarakat kontemporer. Teori dan rumus alternatif solutif yang berasal dari Sang Pencipta ini akan menuntun kita sehingga perjuangan kita dibangun di atas basis rasionalitas yang kuat dan konsep yang tangguh. Sehingga seluruh dunia mengakui dan merasakan bahwa generasi baru ini adalah solusi.
Pengetahuan Medan (Al Ma’rifah Al Maidaniyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus terjun langsung berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat kita dalam membangun kemuliaannya sehingga kita mengenal betul seluk beluk permasalahan mereka. Kita tidak akan pernah membuat benteng dengan mereka apalagi menjadi musuh mereka. Kita mencintai mereka jauh melebihi cinta kepada diri kita dan kita pun bangga seandainya jiwa kita harus menjadi tumbal atas kejayaan umat ini.
Sistematika Strategi (Abjadiatul Khutuwat)
Kita telah, sedang dan akan terus melaksanakan langkah-langkah perjuangan yang sistematis dan konseptual dalam melakukan mobilitas vertikal (At ta’biah al ‘amudiyyah) dan mobilitas horizontal (At ta’bi’ah al afaqiyyah) demi tegaknya kebenaran dan keadilan. Abjadiat perjuangan akan menghindarkan kita dari perjuangan yang tambal sulam, tergesa-gesa dan serabutan.
Soliditas Struktural (Al Matanah At Tandzimiyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus membangun struktur pergerakan yang tangguh, kokoh dan solid dalam aspek aktifitas dan personilnya. Pergerakan yang tak mudah dipecah belah, diadu domba dan disusupi para pengkhianat.
Kebangkitan Pergerakan (An Nahdloh Al Harokiyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus bergerak menjadi garda inti yang menggerakan bangsa ini. Tatkala bangsa ini telah bergerak dengan terarah dan sinergis, maka detik demi detik hanya akan menjadi saksi semakin mendekatnya kejayaan.
Saatnya nanti, gelombang kebangkitan generasi baru kan bergemuruh di seluruh dunia. Akselerasi pergerakan yang semakin masif pun menjadi realitas tak terbendung. Keadilan akan kembali menampakkan jati dirinya yang mulia dan daya ekspansinya yang memukau.
Realitas hari ini memang masih memiliki jarak yang sangat jauh dengan idealita. Tugas kita lah untuk menikahkan idealita dengan realitas. Sehingga tidak ada jarak antara keduanya.
Itulah pekerjaan kita.
Bukan begitu, wahai Indonesia muda?
Kepada jiwa-jiwa muda yang telah saling berjanji untuk berjuang di jalan ini...
Kepada para aktifis.....
Tragedi demi tragedi kemanusiaan yang memilukan menghiasi hari-hari kita. Bukan hanya Indonesia, bahkan dunia. Hegemoni neo-imperialis, neoliberalis dan kapitalisme global mencengkeram kuat masa depan peradaban kita. Kita sudah sepakat untuk tidak diam tergagu. Tiada Jalan lain kecuali satu kata: LAWAN!
Kita telah, sedang, dan akan terus menapaktilasi jalan panjang perubahan yang merupakan kata kunci kebangkitan. Kesiapan untuk konsisten, persisten dan resisten di jalan ini dibangun atas kesadaran karakter perjuangan yang penuh beban berat (tsiqalul a’ba), banyak hambatan (katsrotul ‘aqabat), sedikit pengikut (qillatus salikin) dan perjalanan yang panjang (thulu thariq).
Lama memang. Tapi ia merupakan sebuah keniscayaan yang bisa dipercepat dan sebuah kepastian yang bisa dipersingkat, karena ia adalah megaproyek kebangkitan evolusioner akseleratif.
Kita memang bukan yang pertama melewati jalan ini. Sebelumnya telah berlalu para pahlawan keagungan, pejuang keadilan dan petarung kebenaran (semoga rahmat dan kasih sayang-Nya senantiasa dicurahkan kepada mereka). Napak tilas yang kita lakukan adalah melanjutkan estafeta perjuangan para pendahulu untuk menyelesaikan megaproyek kebangkitan bangsa ini.
Maka, tiada jalan lain bagi kita kecuali terus membangun dan memperkokoh 7 (tujuh) pilar transformasi kebangkitan sebuah bangsa, yakni:
Ketergugahan Spiritual (Al Yaqdzah Ar Ruhiyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta (Quwatush shillah billah) sehingga kita memiliki keterarahan spiritual. Energi keterarahan spiritual ini yang akan kita arahkan untuk mengarahkan spiritualitas bangsa sehingga masyarakat ini mengalami ketergugahan spiritual secara masif.
Keterbangkitan Pemikiran (Ash Shohwah Al Fikriyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus membuka pemikiran kita kepada kebenaran hikmah dan ilmu sehingga merasakan ketersadaran pemikiran. Energi kegundahan dan kegelisahan yang lahir dari ketersadaran pemikiran akan kita gunakan untuk menggedor struktur kesadaran bangsa ini sehingga mereka sadar akan hak dan kewajiban mereka dan memperjuangkan kemulian harga diri mereka.
Penguasaan Pemahaman Teori (Al Ihathoh An Nadzariyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus membiasakan diri dalam pertarungan ide, pergumulan gagasan dan perkelahian wacana sehingga kita mampu membuktikan keunggulan manhaj rabbani, dan memformulasikan teori-teori serta rumus-rumus solutif atas berbagai permasalah masyarakat kontemporer. Teori dan rumus alternatif solutif yang berasal dari Sang Pencipta ini akan menuntun kita sehingga perjuangan kita dibangun di atas basis rasionalitas yang kuat dan konsep yang tangguh. Sehingga seluruh dunia mengakui dan merasakan bahwa generasi baru ini adalah solusi.
Pengetahuan Medan (Al Ma’rifah Al Maidaniyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus terjun langsung berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat kita dalam membangun kemuliaannya sehingga kita mengenal betul seluk beluk permasalahan mereka. Kita tidak akan pernah membuat benteng dengan mereka apalagi menjadi musuh mereka. Kita mencintai mereka jauh melebihi cinta kepada diri kita dan kita pun bangga seandainya jiwa kita harus menjadi tumbal atas kejayaan umat ini.
Sistematika Strategi (Abjadiatul Khutuwat)
Kita telah, sedang dan akan terus melaksanakan langkah-langkah perjuangan yang sistematis dan konseptual dalam melakukan mobilitas vertikal (At ta’biah al ‘amudiyyah) dan mobilitas horizontal (At ta’bi’ah al afaqiyyah) demi tegaknya kebenaran dan keadilan. Abjadiat perjuangan akan menghindarkan kita dari perjuangan yang tambal sulam, tergesa-gesa dan serabutan.
Soliditas Struktural (Al Matanah At Tandzimiyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus membangun struktur pergerakan yang tangguh, kokoh dan solid dalam aspek aktifitas dan personilnya. Pergerakan yang tak mudah dipecah belah, diadu domba dan disusupi para pengkhianat.
Kebangkitan Pergerakan (An Nahdloh Al Harokiyyah)
Kita telah, sedang dan akan terus bergerak menjadi garda inti yang menggerakan bangsa ini. Tatkala bangsa ini telah bergerak dengan terarah dan sinergis, maka detik demi detik hanya akan menjadi saksi semakin mendekatnya kejayaan.
Saatnya nanti, gelombang kebangkitan generasi baru kan bergemuruh di seluruh dunia. Akselerasi pergerakan yang semakin masif pun menjadi realitas tak terbendung. Keadilan akan kembali menampakkan jati dirinya yang mulia dan daya ekspansinya yang memukau.
Realitas hari ini memang masih memiliki jarak yang sangat jauh dengan idealita. Tugas kita lah untuk menikahkan idealita dengan realitas. Sehingga tidak ada jarak antara keduanya.
Itulah pekerjaan kita.
Bukan begitu, wahai Indonesia muda?
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan