Tuesday, September 27, 2005

Awas G 30 S BBM

(Berita Harian Rakyat Merdeka, 27 Sep 2005 22:47 WIB | Oleh : IP/ZIK)

REAKSI masyarakat atas rencana kenaikan har­ga BBM per 1 Oktober terus bermunculan. Ke­­marin, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia berjanji akan menge­rah­kan ribuan massanya untuk berdemo di depan Is­tana, pada akhir bulan ini. Karena itu, mereka me­­nyebut aksi tersebut G30S-BBM alias Ge­ra­kan 30 September menolak BBM.

‘’Insya Allah, tanggal 30 September teman-te­man BEM seluruh Indonbesia berkumpul di Ja­karta. Kami jelas dan tegas menolak ke­naik­an harga BBM. Aksi ini, kami namakan G30S-BBM,’’ tegas Ketua BEM Azman Muamar usai bertemu Fraksi Demokrat di DPR, ke­m­a­rin.

Ada tiga tuntutan, kata Azman, yang akan di­lon­tarkan dalam demo tersebut. Antara lain, me­nolak BBM, reshuffle menteri dan proses hu­kum terhadap maling-maling BBM. ‘’Ka­rena, maling BBM itu jahatnya melebihi ko­rup­tor. Harus dihukum seberat-beratnya. Per­ta­nyannya, kemampuan SBY mengerahkan anak buahnya untuk membongkar tuntas kasus BBM masih meragukan,’’ tukasnya.

Tak kalah pedasnya, Presiden BEM Uni­ver­sitas Padjajaran Indra Kusumah menyebut, pe­me­rintah SBY-JK bisanya memeras keringat rakyat. ‘’Kalau masa Orba, muncul is­tilah orang kaya baru atau OKB, di era SBY malah sebaliknya. Bakalan lahir OMB atau orang miskin baru. Ini kan me­nyedihkan sekali,’’ ucapnya.

Dalam pertemuan dengan beberapa po­litisi asal Partai Demokrat di DPR, In­dra mempertanyakan tingginya har­ga BBM Indonesia, dibandingkan ne­ga­ra seperti Saudi Arabia, Brunei Da­rus­salam dan Venezuela. ‘’Belum di­naik­kan saja, harga BBM Indonesia, ter­masuk tinggi. Bagaimana kalau di­naikkan lagi. Pertanyaannya, kenapa ne­gara lain, bisa jual BBM dengan har­ga rendah,’’ tendasnya.

­Disinyalir, tingginya harga BBM In­do­ne­sia dipicu oleh pemborosan yang ma­sih terjadi di Pertamina. Untuk itu­lah, kalangan mahasiswa yang ter­ga­bung dalam BEM, mendesak agar audit Pertamina, segera dilakukan. ‘’Sa­ya heran, kenapa pemerintah se­akan mau sederhanakan masalah BBM deng­an memberi dana kompensasi 100 ri­bu. Ingat, akibat kenaikan BBM, me­reka harus menambah dana ekstra di atas’Rp 100 ribu. Ini kan pemerasan,’’ tan­dasnya.

Menjawab berbagai kritikan ini, Se­kretaris F-PD Sutan Bhatoegana hanya mengatakan bahwa kenaikan BBM tetap akan memberikan dampak positif bagi ekonomi. Apalagi, bila diimbangi dengan energi alternatif.

Dikatakan anggota Komisi VII itu, pola subsidi BBM yang dikembangkan se­jak pemerintahan masa lalu, terbukti tidak efektif dan selalu menimbulkan ke­bocoran. Misalnya, akibat disparitas (perbedaan harga) BBM membuat pe­nye­le­wengan makin marak. ‘’Selama ini, sistem subsidi kan nggak sehat. Ba­nyak bocor dan salah sasaran. Saya ki­ra, kita harus arif dan bijaksana dalam me­nilai rencana kenaikan BBM,’’ ung­kapnya.

Sementara Polda Metro Jaya akan me­ngerahkan se­kitar 17 ribu per­so­nilnya untuk meng­antisipasi terjadinya aksi unjuk rasa menjelang dan sesudah kenaikan BBM. “Berdasarkan pengka­ji­an, daerah yang akan menjadi sasaran un­juk rasa ada­lah Kantor Pusat Per­ta­mina, Ge­dung DPR/MPR, Istana Ne­gara, dan Kan­tor Menteri Pere­ko­no­mian,” kata ju­ru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Be­sar, I Ketut Untung Yoga Ana. R

http://rakyatmerdeka.co.id/?pilih=lihat&id=2345

No comments: