REAKSI masyarakat atas rencana kenaikan harga BBM per 1 Oktober terus bermunculan. Kemarin, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia berjanji akan mengerahkan ribuan massanya untuk berdemo di depan Istana, pada akhir bulan ini. Karena itu, mereka menyebut aksi tersebut G30S-BBM alias Gerakan 30 September menolak BBM.
‘’Insya Allah, tanggal 30 September teman-teman BEM seluruh Indonbesia berkumpul di Jakarta. Kami jelas dan tegas menolak kenaikan harga BBM. Aksi ini, kami namakan G30S-BBM,’’ tegas Ketua BEM Azman Muamar usai bertemu Fraksi Demokrat di DPR, kemarin.
Ada tiga tuntutan, kata Azman, yang akan dilontarkan dalam demo tersebut. Antara lain, menolak BBM, reshuffle menteri dan proses hukum terhadap maling-maling BBM. ‘’Karena, maling BBM itu jahatnya melebihi koruptor. Harus dihukum seberat-beratnya. Pertanyannya, kemampuan SBY mengerahkan anak buahnya untuk membongkar tuntas kasus BBM masih meragukan,’’ tukasnya.
Tak kalah pedasnya, Presiden BEM Universitas Padjajaran Indra Kusumah menyebut, pemerintah SBY-JK bisanya memeras keringat rakyat. ‘’Kalau masa Orba, muncul istilah orang kaya baru atau OKB, di era SBY malah sebaliknya. Bakalan lahir OMB atau orang miskin baru. Ini kan menyedihkan sekali,’’ ucapnya.
Dalam pertemuan dengan beberapa politisi asal Partai Demokrat di DPR, Indra mempertanyakan tingginya harga BBM Indonesia, dibandingkan negara seperti Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan Venezuela. ‘’Belum dinaikkan saja, harga BBM Indonesia, termasuk tinggi. Bagaimana kalau dinaikkan lagi. Pertanyaannya, kenapa negara lain, bisa jual BBM dengan harga rendah,’’ tendasnya.
Disinyalir, tingginya harga BBM Indonesia dipicu oleh pemborosan yang masih terjadi di Pertamina. Untuk itulah, kalangan mahasiswa yang tergabung dalam BEM, mendesak agar audit Pertamina, segera dilakukan. ‘’Saya heran, kenapa pemerintah seakan mau sederhanakan masalah BBM dengan memberi dana kompensasi 100 ribu. Ingat, akibat kenaikan BBM, mereka harus menambah dana ekstra di atas’Rp 100 ribu. Ini kan pemerasan,’’ tandasnya.
Menjawab berbagai kritikan ini, Sekretaris F-PD Sutan Bhatoegana hanya mengatakan bahwa kenaikan BBM tetap akan memberikan dampak positif bagi ekonomi. Apalagi, bila diimbangi dengan energi alternatif.
Dikatakan anggota Komisi VII itu, pola subsidi BBM yang dikembangkan sejak pemerintahan masa lalu, terbukti tidak efektif dan selalu menimbulkan kebocoran. Misalnya, akibat disparitas (perbedaan harga) BBM membuat penyelewengan makin marak. ‘’Selama ini, sistem subsidi kan nggak sehat. Banyak bocor dan salah sasaran. Saya kira, kita harus arif dan bijaksana dalam menilai rencana kenaikan BBM,’’ ungkapnya.
Sementara Polda Metro Jaya akan mengerahkan sekitar 17 ribu personilnya untuk mengantisipasi terjadinya aksi unjuk rasa menjelang dan sesudah kenaikan BBM. “Berdasarkan pengkajian, daerah yang akan menjadi sasaran unjuk rasa adalah Kantor Pusat Pertamina, Gedung DPR/MPR, Istana Negara, dan Kantor Menteri Perekonomian,” kata juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar, I Ketut Untung Yoga Ana. R
http://rakyatmerdeka.co.id/?pilih=lihat&id=2345